Problem Sosial Yang Kerap Melanda Seorang Introvert


    Dalam kehidupan ini setidaknya manusia terbagi menjadi 2 Personality; Ekstrovert dan Introvert. Ekstrovert atau Social Butterfly digambarkan sebagai sosok yang hangat, ceria, periang, terbuka, lingkaran pertemanannya luas dan seterusnya, sementara Introvert diilustrasikan sebaliknya; dingin, pendiam, tertutup, lingkaran pertemanan terbatas dan semacamnya. Dan faktanya diantara kedua kepribadian tersebut Ekstrovertlah yang paling mendominasi lingkungan dan paling menonjol daripada mereka yang berkepribadian Introvert. 

    Berbicara tentang Introvert atau Ekstrovert; sebenarnya tidak ada yang benar-benar Introvert atau Ekstrovert 100%. Setiap orang memiliki kecenderungan yang sisi yang paling menonjol diantara kedua kepribadian tersebut. Untuk memastikannya tidak ada salahnya untuk uji coba kepribadian secara online atau langsung konsultasi ke Psikolog terdekat untuk lebih yakinnya. Masing-masing dari 2 personality tersebut memiliki karakteristik khas yang membedakannya dengan yang lain. Seperti Introvert yang terklasifikasikan menjadi INFJ, INFP, INTJ, INTP, ISTJ, ISFJ, ISTP dan ISFP. Begitu juga yang Ekstrovert terbagi menjadi ES, EI, EF, ET.

    1 hal yang menjadi teori pasti; sesuatu yang jarang ditemui keberadaannya, tidak umum, langka dan kriteria-kriteria sejenisnya kerapkali dipandang khalayak sebagai sesuatu yang tidak normal, aneh dan bermasalah. Itulah masalah yang umumnya dihadapi oleh orang-orang Introvert; mengingat eksistensi kalangan Introvert yang tidak terlalu mendominasi lingkungan sebagaimana yang telah utarakan sebelumnya. Mereka kerapkali disalahpahami sebagai sosok yang sombong, congkak, gangguan mental, sok keren dan cap-cap negatif semacamnya; padahal yang demikian bukan kebenaran mutlak.

    Berakar dari situ; artikel ini ditulis terkait problematika sosial yang dihadapi oleh para Introvert. Dengan adanya tulisan ini diharapkan tidak ada lagi ketimpangan sosial yang menyekat antara kaum Introvert dengan Ekstrovert. Yang Introvert terbantu dengan adanya tulisan ini sementara yang Ekstrovert akan mendapat pencerahan setelah membaca tulisan ini sekaligus meluruskan stigma negatif mereka terhadap kaum Introvert.

    Introvert merupakan salah satu dari kepribadian pada seseorang yangmana mereka lebih menitikberatkan fokusnya pada diri sendiri dan pikirannya sendiri; seperti mendengarkan musik, menulis dan aktivitas-aktivitas bersifat mandiri lainnya. Bila ekstrovert mengumpulkan 'kekuatan' dengan cara berbaur, berinteraksi dan bergaul bersama orang lain, Introvert justru sebaliknya; sumber kekuatan mereka ada pada ketenangan jiwa yang bisa diperoleh dengan cara menikmati waktu sendirian atau lebih populer dengan istilah Me time. Ciri khas Introvert yang serba sendirian ini tidak jarang menimbulkan salah persepsi pada beberapa orang. Beberapa contoh gojlokan yang sering menyasar orang Introvert seperti;
  • Sosok yang terlalu serius (meteteng)
  • Terlalu kaku
  • Tidak mengenal humor
  • Diam terus seperti patung
  • Manusia goa
    Disadari atau tidak dan juga tidak ada yang tahu bagaimana isi hati orang; lontaran ucapan-ucapan yang demikian umumnya akan menyinggung perasaan si Introvert hanya saja tidak ditampakkan oleh si Introvert yang tersangkut; sekalipun niatnya hanya sekedar bercanda. Bagaimana tidak tersinggung, orang anteng-anteng justru malah dikibulin dengan gojlokan-gojlokan demikian yang berpotensi menyakiti perasaan. Dan hal ini harus segera disadari oleh kaum Ekstrovert setelah membaca tulisan ini.

    Menjadi sosok Introvert bukanlah masalah kronis yang harus diperdebatkan panjang lebar. Tetaplah kuat menjadi diri sendiri sebagaimana adanya, tidak perlu goyah mental dengan nyinyiran orang karena yang namanya perbedaan tidak hanya berlaku dalam ranah agama, budaya, bahasa dan suku saja, akan tetapi perbedaan watak / tabiat juga pasti ada. Tuhan memang menciptakan manusia dengan perbedaan tabiat agar saling mengenal dan saling memahami antar satu sama lain, merupakan perkara yang sangat mustahil bila si A sebagai Ekstrovert mengharapkan atau bahkan memaksa semua orang Introvert di sekitar lingkungannya untuk sama 100% dengan si A tersebut, begitu juga sebaliknya; yang Ekstrovert juga tidak bisa dipaksa untuk menjadi Introvert.

     Akan tetapi seminimal-minimal mungkin kalian; selaku kaum Introvert juga harus bisa menyesuaikan diri. Cobalah latihan berbincang-bincang ringan dan menjawab dengan jelas ketika ditanya orang; bukan hanya sebatas menundukkan pandangan, jawaban tidak jelas (gremeng) ketika ditanya atau jawab pertanyaan orang hanya dengan 2 kata iya atau tidak.

    Barangkali diamnya orang Introvert didasarkan pada kata bijak yang berbunyi 'Diam adalah emas'. Memang benar adanya kata bijak yang demikian, namun, perlu diperjelas lagi bahwa yang dimaksud 'diam' dalam konteks ini dimaksudkan agar kita menjaga lisan dari hal-hal yang tidak ada manfaatnya; bukan malah menutup mulut saat kita mengetahui akar dari suatu kebenaran atau istilah mudahnya disebut diam tidak pada tempatnya. Kita diberikan mulut; tujuannya bukan hanya sekedar sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain, namun juga untuk menyampaikan kebenaran terhadap hal-hal nyeleneh yang perlu diluruskan. 

    Kendati demikian; kita juga harus melihat dari sudut pandang yang berbeda, kita tidak bisa asal menyimpulkan bahwa si Introvert salah menafsirkan kata bijak tersebut. Jika memang ada orang-orang yang bertipikal demikian itu bukan berarti mereka tidak ingin bicara, berdasarkan pengalaman pribadi; setidaknya ada beberapa faktor umum mengapa orang tersebut tetap diam;

1. Keterbatasan wawasan seputar konsep yang dibicarakan

    Alasan pertama adalah tidak menguasai atau tidak banyak mengetahui konsep / topik yang dibahas sehingga mereka lebih memilih mendengarkan apa yang sedang dibahas. Barangkali karena memang background lingkungan, pendidikan atau profesi yang digeluti berbeda.

    Kita ambil contoh seumpama si A menempuh bangku perkuliahan di jurusan sastra sehingga ia lebih sering berkutat dalam dunia tulis-menulis, dunia sastra, linguistik, filsafat bahasa dan ranah sekitarnya, sementara mereka (si B, si C dan seterusnya) dengan asyiknya membahas konsep seputar otomotif, perikanan atau lainnya yang jelas-jelas tidak dikuasai oleh si A.

2. Lawan bicara beda generasi atau beda Circle pertemanan

    Untuk faktor kedua ini arahnya lebih condong ke menjaga etika / Akhlak. Introvert dikenal sebagai sosok yang sangat menghindari drama percekcokan, mereka lebih memilih bungkam mulut dan lebih banyak mendengar daripada salah ucap yang pada akhirnya malah akan berpotensi memicu kesalahpahaman mengingat pola pikir masing-masing orang tidak sama.

    Semisal si A; selaku Introvert menguasai konsep seputar laptop, pariwisata atau konsep-konsep modern lainnya, sedangkan lawan bicaranya adalah orang sepuh Ekstrovert yang tidak familiar dengan hal-hal demikian karena di zaman mereka konsep tersebut memang belum ada atau belum ramai dibahas oleh kawan semasanya; masalah ini akan semakin rumit lagi bila lawan bicaranya adalah orang-orang tua yang 'Kaku wawasan' atau terisolasi dari hal-hal yang berbau modernitas, IQ mereka tidak mampu dicekoki dengan pengetahuan modern masa kini.

3. Trauma di masa lalu

    Tidak menutup kemungkinan seorang Introvert disebabkan oleh trauma di masa lalunya. Di masa lalunya ia adalah sosok yang cenderung Ekstrovert, namun berubah menjadi Introvert karena sebuah tragedi yang terjadi di masa lalunya itu sehingga ia merasa takut dan tidak ingin pengalaman pahitnya dahulu terulang lagi di masa kini atau di masa mendatang.

    Semisal ada si A selaku Introvert di masa kecilnya ia adalah sosok yang cenderung Ekstrovert, terbuka dan semacamnya. Ternyata di tengah masa lalunya tersebut ia mengalami sebuah kejadian tidak mengenakkan akibat ke-Ekstrovertannya itu yang menyebabkan ia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain; entah dimarahi, dihukum terlalu keras, diperlakukan kasar atau semacamnya. Pada akhirnya pengalaman pahit ini tersimpan, membekas, sulit hilang dari memorinya dan sangat takut apabila sampai terulang kembali.

    Setidaknya itulah beberapa alasan (atau masih ada alasan lainnya) yang melatarbelakangi mengapa si Introvert tidak banyak bicara. Bila penyebabnya sebagaimana yang telah penulis paparkan diatas, sebenarnya bukan hal yang buruk dan cukup diatasi secara perlahan. Sejatinya mereka ingin berbicara, hanya saja mereka tidak tahu harus memulai dari mana. Jika si Introvert terlihat tidak bisa memulai topik obrolan, maka peran Ekstrovert disini diperlukan. Si Ektrovert harus bantu mencairkan suasana dengan memulai pembicaraan terlebih dahulu dengan topik-topik yang sekiranya dikuasai oleh si Introvert dan masih masuk ke dalam ranah wawasannya; hindari pembahasan topik-topik yang tidak dikuasai oleh si Introvert agar si Introvert tersebut connect dan terstimulasi untuk masuk lebih jauh ke dalam percakapan. Intinya adalah saling memahami.

    Sebagai penutup; penulis sampaikan 2 pesan untuk kedua belah pihak;

    Pesan untuk Introvert : Tetaplah menjadi Introvert, tetap mengalir mengikuti arus dan jalani saja hidup ini sebagaimana adanya sebagai seorang Introvert yang 'sehat'. Tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi Ekstrovert, namun cukup dengan beradaptasi dan melatih diri untuk bisa berbasa-basi ringan ketika tengah duduk bersama orang.

    Pesan untuk Ekstrovert : Belajarlah untuk menerima perbedaan tabiat dari kalangan Introvert dan biasakanlah diri dengan keberadaan mereka yang 'tidak biasa', dekatilah mereka dengan bijak dan yang terpenting lagi jangan terlalu menekan mereka-mereka yang murni Introvert (bukan gangguan mental) apalagi memaksa mereka untuk menyeberang dari sisi Introvertnya ke sisi Ekstrovert sepenuhnya.

Sekian dan Semoga bermanfaat 🌟

2 comments for "Problem Sosial Yang Kerap Melanda Seorang Introvert"

Aturan berkomentar di Blog MH :

- Silahkan berkomentar dengan yang baik, sopan dan santun

- Tidak berkomentar negatif atau merendahkan pihak tertentu

- Jika ingin BW, mohon tidak menyisipkan link aktif di kolom komentar. Cukup dengan komentar biasa, pasti akan admin BW balik

- Komentar yang tidak taat aturan tidak akan ditampilkan

Terima Kasih atas pengertian dan perhatiannya :)