Di Balik Cibiran Pedas Yang Menyerang Fans K-Pop


    Coba amati baik-baik gambar diatas, apa bisa kalian tebak gambar diatas? Yap, itu adalah tampilan beberapa logo dari band Korean Pop alias K-Pop. Bagaikan Tsunami besar yang menyapu rata luasnya daratan; K-Pop telah sukses besar memikat hati banyak orang dari berbagai kalangan nyaris merata hampir di seluruh negara-negara besar, negara-negara berkembang bahkan hingga negara-negara kecil; salah satu diantaranya adalah Indonesia.

    Indonesia adalah satu-satunya negara dengan penggemar K-Pop yang jumlahnya sangat-sangat tidak sedikit; khususnya dari kalangan wanita. Sebagaimana yang telah biasa kita lihat saat ini; Fenomena Boomingnya K-Pop ini telah menjamur lumayan luas di kalangan Gen-Z masa kini terutama mereka para remaja wanita. Di balik ramainya perbincangan idol K-Pop tersebut, pernah tidak temen-temen menemukan tanggapan-tanggapan negatif dan sindiran pedas dari beberapa pihak terhadap fenomena ini? Mungkin ada dari temen-temen yang merasa heran mengapa ada orang yang begitu tidak sukanya melihat kelakuan fans-fans K-Pop tersebut, tidak jarang perdebatan terjadi antara tim K-Popers dengan tim Non K-Popers. Maka pada uraian kali ini penulis ingin coba menjawab persoalan ini.

    Berdasarkan pengamatan penulis terhadap fenomena Pro-Kontra yang bertebaran di jagad maya ini akar masalah paling mendasarnya adalah Overdosis atau sikap melebih-lebihkan dari penggemar K-Pop yang tersangkut terhadap idolanya. Sebenarnya tidak ada salahnya jika seseorang ngefans pada idolanya dan penulis yakin setiap orang pasti memiliki sosok tokoh atau figur yang digandrungi. Kendati demikian, kita juga tahu segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik; sekalipun 'sesuatu' tersebut adalah hal-hal yang positif.  

    Begitu juga kasusnya ketika ada seseorang terlalu berlebihan mengagumi idol K-Pop dan terlalu diumbar-umbarkan, mulai dari edit-edit foto layaknya sepasang suami istri yang sudah sah; padahal lamaran saja belum, bikin postingan atau status bergambar idol K-Pop dan captionnya diisi dengan kalimat "Semangat suamiku tercinta', 'Oppa sayangku', 'Suami idamanku' dan pujaan-pujaan alay semacamnya.

    Isu sosial ini akan semakin diperparah jika si fans K-Pop yang tersangkut sudah saling mengikat status dengan seseorang sebab ia menyimpan rasa cemburu alias makan hati melihat perilaku wanita idamannya itu karena merasa tersaingi oleh idola si wanita tersebut yang jelas-jelas menang lebih unggul dalam berbagai aspek; mungkin dari tampannya, tinggi badannya, bakatnya, kekayaannya serta kelebihan-kelebihan lainnya yang tidak ada pada si pria tersebut yang kualitasnya pas-pasan.

    Sehingga tidak heran, jika tidak jarang kita temui beberapa kaum pria menyindir wanita penggemar fanatik K-pop sebagai jomblo akut, halu, pemikirannya labil dan omongan-omongan sejenisnya mengingat kaum pria adalah sosok insan yang realistis dan lebih dominan mengandalkan logika daripada perasaan emosional; berbanding terbalik dengan kaum wanita yang lebih bergantung pada sisi emosionalnya. Dikatakan demikian bukan dengan tanpa adanya alasan; faktanya idol-idol K-pop dan semacamnya tersebut memang sulit dimiliki bahkan mustahil untuk dimiliki setidaknya karena beberapa faktor berikut;

1. Agama

    Faktor pertama ini lebih spesifik mengarah ke sisi kepercayaan sepertihalnya Islam dan Kristen yangmana tidak mengesahkan pernikahan antara kedua mempelai pria dan wanita yang tidak seiman atau beda agama. Sedangkan beberapa member-member K-Pop tersebut belum diketahui secara pasti terkait agama apa yang dianut, beberapa ada yang menganut agama Kristen, Agnostik, Hindu dan bahkan ada juga yang secara terang-terangan mengklarifikasi bahwa dirinya tidak beragama alias Ateis.

    Kalaupun kita sedikit mengkhayal si Idol korea ini benar-benar datang ke rumah untuk melamar si fans yang tersangkut, belum tentu keluarganya akan merestui keduanya. Alasannya tidak lain adalah perbedaan agama tadi, sebab dalam konteks agama Islam di Indonesia berdasarkan MUNAS VII Tahun 2005 telah dinyatakan bahwa pernikahan beda agama tidak dibenarkan dan diharamkan. Kalaupun tetap dipaksakan menikah beda agama; secara legal ataupun ilegal, siapkan diri saja dengan resiko yang akan ditanggung nantinya umpama seperti cibiran tetangga sekitar atau konflik antar anggota keluarga imbas perbedaan keyakinan.

2. Sengitnya Kompetisi

    Kepopuleran K-pop telah diakui tersebar nyaris ke seluruh wilayah di Indonesia. Fans totalnya digadang-gadang berjumlah jutaan orang di seluruh dunia, dengan jumlah sebanyak itu tingkat persaingan untuk mendapatkan hati si Idol yang tersangkut sudah pasti akan semakin sulit dan makin kecil pula presentase terwujudnya hal tersebut. Ibarat kata seperti ikan teri kecil di tengah hamparan luas samudra yang dihuni oleh binatang-binatang laut lain yang ukurannya lebih besar, lebih menarik dan dicari-cari.

    Karena faktor-faktor tersebut tentunya tidak aneh bila beberapa orang menganggap penggemar fanatik (Sasaeng) K-pops sebagai orang-orang yang terlalu hanyut ke dalam fantasi, halu, tidak realistis, norak, jomblo akut dan stigma-stigma yang 'menyinggung' semacamnya. Lebih lanjut mereka menilai penggemar fanatik K-pops mempersulit datangnya jodoh melihat ketatnya standar yang harus dipenuhi; seperti harus tinggi, putih, mancung, pipi tirus, seksi dan kriteria-kriteria seterusnya yang sangat sulit untuk level-levelnya orang Indonesia.

Sekian dan Semoga bermanfaat 🌟

Post a Comment for "Di Balik Cibiran Pedas Yang Menyerang Fans K-Pop"